KA.KWARRAN BERSAMA SEK.KWARRAN SUGIO
Kamis, 15 Agustus 2013
DIRGAHAYU PRAMUKA KE 52 TAHUN
Salam Pramuka,
Tema"Wujudkan Bangsa yang Berkarakter dan Bermartabat Melalui Gerakan Pramuka"
Camat Sugio selaku Ketua Majelis Pembimbing Ranting Gerakan Pramuka Kecamatan sugio, Kak Zubaeri, SH, MM yang nantinya akan memimpin langsung upacara Peringatan Hari Pramuka ke-52 Tahun 2013 yang seharusnya dilaksanakan Rabu (14/8/2013) namun dengan tidak mengurangi rasa kesakralan HUT Pramuka ke-52 Tahun 2013, maka Kwartir Ranting Kecamatan Sugio baru bisa melaksanakan Upacara Apel Besar pada, Rabu, (21/8/2013) pagi jam 08.00 wib di Halaman Sekolah Dasar Negeri Sugio II.
Dalam rangkaian acara tersebut juga akan dihadiri Ketua Kwartir Ranting Gerakan Pramuka Kecamatan Sugio Kak Drs. Rahardjo, M.Pd beserta Pengurus dan Andalan Ranting. oleh karena itu, segenap pengurus Kwartir Ranting Kecamatan Sugio mengharap dengan hormat seluruh Gugus Depan di wilayah Kwartir Ranting Kecamatan Sugio, mendukung secara penuh acara tersebut, sehingga dapat berjalan dengan lancar dan sukses..amin..
Salam Pramuka,
Implementasi Kurikulum 2013: Yang Wajib itu Mendirikan Gugusdepan
Jakarta – Para pengurus kwartir (andalan tingkat nasional, daerah, cabang dan ranting) bertekad terus mendarmabaktikan dirinya untuk kemajuan Gerakan Pramuka. Tekad itu diucapkan dalam acara Ulang Janji yang diadakan di jajaran kwartir daerah dan cabang di Tanah Air pada Selasa (13/08/2013) petang lalu. Acara sakral ini selalu dilakukan satu hari sebelum peringatan Hari
Ulang Tahun Gerakan Pramuka yang jatuh setiap 14 Agustus
“Demi kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-sungguh
menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, menolong sesama hidup, dan ikut
serta membangun masyarakat, serta menepati Dasadarma,” demikian Trisatya yang
diucapkan para pembina, pelatih dan andalan di seluruh Indonesia saat Ulang
Janji.
Satu pekan sebelumnya, ribuan pramuka penggalang, penegak dan
pembina di daerah-daerah membantu petugas selama arus mudik Lebaran 2013.
Mereka membantu warga lanjut usia dan anak-anak naik ke kereta api, bus dan
kapal. Ada pula yang menjadi asisten tim kesehatan atau Dinas Perhubungan.
Sementara itu, adik-adik Satuan KaryaPramuka Bhayangkara dan Wirakartika membantu polisi mengatur lalu lintas. Program Karya Bakti Lebaran ini sudah
berlangsung sejak 15 tahun lalu.
Puncak peringatan HUT Gerakan Pramuka yang ke-52 kali ini
berlangsung di lapangan Pusdiklatnas Cibubur, Jakarta Timur pada Rabu
(14/08/2013) petang. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selaku Ketua Majelis
Pembimbing Nasional Gerakan Pramuka menjadi Pembina Upacara. Peserta upacara
adalah pramuka penggalang dan penegak utusan Kwartir Daerah Jakarta, Banten dan
Jawa Barat.
Termasuk di dalamnya 20 penggalang, Pasukan Pangeran Jayakarta, Kemayoran, Kwarcab Jakarta
Pusat dan 20 penggalang Pasukan Prabu Siliwangi, Kwarcab Depok. Adik-adik usia
11-15 tahun itu adalah anak jalanan yang aktivitas sehari-harinya di Kemayoran
dan Depok. Sejak empat tahun lalu, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka mendampingi
dua pasukan anak jalanan itu dalam program Ticket to Life (TTL).
Program ini diinisiasi oleh Asia Pacific Region (APR) World Organization of the
Scout Movement.
Latihan pramuka Pasukan Pangeran Jayakarta diadakan di SDN Kebon
Kosong 10, Kemayoran, Jakarta Pusat setiap Ahad. Jumlah anggota saat ini ada 16
penggalang putera dan 16 penggalang puteri. Sementara latihan PasukanPrabu Siliwangi diadakan di SMP Negeri 3 Terbuka, Kwartir Ranting Sukmajaya, Kota Depok dengan anggota
berjumlah 35 penggalang.
Peserta upacara HUT Gerakan Pramuka ke-52 lainnya adalah utusan
Satuan Karya (Saka) Bakti Husada, Wanabakti, Taruna Bumi, Bhayangkara,
Dirgantara, Bahari, Kencana, dan
Wirakartika. Selain itu juga 100 pramuka penggalang berkebutuhan khusus (tuna rungu) utusan
Kwarda Jakarta. Mereka juga akan
memperagakan tarian Nusantara bersama
rekan-rekan lainnya.
Tema Hari Pramuka ke-52 kali ini adalah Wujudkan Bangsa yang
Berkarakter dan Bermartabat Melalui Gerakan Pramuka. Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka Azrul Azwar menjelaskan pendidikan kepramukaan sebagai
salah satu pilar pendidikan kaum muda Indonesia dituntut untuk dapat lebih
berkontribusi secara nyata dalam hidup dan kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Termasuk dalam menyelesaikan masalah kaum muda,” ujar Kak Azrul.
Menurutnya, ada tiga milestone keberhasilan Gerakan Pramuka
dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir ini. Pertama, pencanangan Program
Revitalisasi Pramuka oleh Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun
2006. Implikasi dari hal itu adalah pembaharuan sistem pendidikan kepramukaan,
kurikulum baru, sistem akreditasi Gudep, serta sertifikasi dan lisensi para
Pembina.
Kedua, terbitnya Undang-Undang Nomor 12 tahun 2010 tentang
Gerakan Pramuka. Aturan ini memperkuat legalitas Pramuka di Indonesia. Ketiga,
masuknya pendidikan kepramukaan ke dalam Kurikulum 2013 sebagai ekstrakurikuler
wajib. Khusus untuk milestone yang ketiga ini, Gerakan Pramuka dapat memahami
sepenuhnya latar belakang rencana menjadikan pendidikan kepramukaan sebagai
mata pelajaran ekstrakurikulur wajib.
Permasalahan yang dihadapi oleh kaum muda Indonesai pada saat
ini memang telah sangat mengkhawatirkan. Hanya saja disesuaikan dengan
kebiasaan yang berlaku secara internasional, kata Kak Azrul, Gerakan Pramuka lebih menekankan tidak pada
ketetapan wajibnya saja, melainkan bagaimana secara bersungguh-sungguh
menggalakkan pendidikan kepramukaan di sekolah. Untuk ini seyogiyanyalah yang
diwajibkan bukan mengikuiti pendidikan kepramukaan disekolah, melainkan
mendirikan Gugusdepan Gerakan Pramuka di setiap sekolah.
“Sedangkan kehendak untuk meningkatkan cakupan sehingga semua
murid sekolah ikut dalam pendidikan kepramukaan, kiranya dapat dicapai melalui
dua hal,” kata Kak Azrul. Pertama, mengupayakan pendidikan kepramukaan menarik
bagi para siswa. Untuk ini pelbagai faktor penarik (pull factors) harus dapat dilakukan, antara lain menyediakan pembina yang
andal, melengkapkan gugusdepan dengan pelbagai sarana dan prasarana pendidikan
kepramukaan, serta menyediakan dana operasional gugusdepan.
Kedua, mengupayakan lingkungan sekolah mendorong perkembangan
pendidikan kepramukaan. Untuk ini pelbagai faktor pendorong (push factors) harus dapat dilakukan, antrara lain memasukkan pelaksanaan
pendidikan kepramukaan dalam akreditasi sekolah, memasukkan aktivitas guru pada
penilaian kinerja tahunan, serta memperhitungkan keterlibatan murid dalam
kegiatan kepramukaan pada waktu menetapkan siswa teladan.
Rangkaian HUT Gerakan Pramuka ke-52 akan diisi pula oleh acara
Tabur Bunga di Tamam Makam Pahlawan Kalibata, makam Jenderal Soeharto dan Ibu
Tien Soerharto, makam Sri Sultan
Hamengkubuwono IX dan di perairan Kepulauan Seribu. Selain itu pada 9-14 September akan diadakan
Karang Pamitran Nasional yang diikuti 4.000 pembina pramuka utusan 400 kwartir
cabang seluruh Indonesia.
Sementara itu pada 3-5 Desember 2013 akan diadakan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka
di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Pertemuan lima tahun sekali ini akan menetapkan
Anggaran Dasar/Rumah Tangga, menyusun Rencana Kerja 2013-2018 dan memilih Ketua
Kwarnas periode 2013-2018. Selain itu akan
dibahas terbentuknya dua Satuan Karya (Saka) baru, yakni Saka Kalpataru (kerja
sama Kwarnas dengan Kementrian Lingkungan Hidup) dan Saka Pariwisata (Kwarnas
dengan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif).
(sumber: www.pramuka.or.id/Kwartir Nasional)
Senin, 12 Agustus 2013
PAPAN NAMA KWARTIR DAN GUGUS DEPAN (NEW)
Papan Nama Pramuka Kwartir, Gugusdepan dan Ukuran
Papan Nama untuk Kwartir Nasional
Papan Nama untuk Kwarda, Kwarcab dan Kwarran
Papan Nama Gugusdepan
Papan Nama Gugusdepan
Gudep
membuat dan memasang papan nama masing-masing dengan ketentuan sebagai berikut:
a)
Papan nama berbentuk segi empat panjang, dengan bahan kayu, seng atau bahan
lain.
b)
Ukuran papan nama diatur sebagai berikut :
Kwartir Nasional : 500 cm x 166 cm.
Kwartir Daerah : 390 cm x 120 cm
Kwartir Cabang : 330 cm x 100 cm
Kwartir Ranting : 200 cm x 80 cm
Gugusdepan :200 cm x 60 cm
c)
Besarnya gambar dan huruf disesuaikan dengan ukuran papan nama .
d)
Warna papan nama:
Bidang
lambang Tunas Kelapa :
a.
Warna dasar :
Kwartir Nasional : Kuning
Kwartir Daerah : Merah
Kwartir Cabang : Hijau
Kwartir Ranting : Merah Muda
Gugusdepan :Hijau Muda
b.
warna lambang Tunas Kelapa : hitam
Bidang
lambang Wosm :
a.
Warna dasar :Ungu.
b.
Warna lambang WOSM :Putih
Bidang
huruf
a.
Warna dasar : Coklat muda
b.
Warna huruf : Hitam
( Sumber :
Sismintir No. 162 A th. 2011)
Minggu, 11 Agustus 2013
PAPAN NAMA KWARTIR DAN GUGUS DEPAN (NEW)
Papan Nama Pramuka Kwartir, Gugusdepan dan Ukuran
Papan Nama untuk Kwartir Nasional
Papan Nama untuk Kwarda, Kwarcab dan Kwarran
Papan Nama Gugusdepan
Papan Nama Gugusdepan
Papan Nama
Gugusdepan
( Sumber :
Sismintir No. 162 A th. 2011)
Gudep
membuat dan memasang papan nama masing-masing dengan ketentuan sebagai berikut:
a)
Papan nama berbentuk segi empat panjang, dengan bahan kayu, seng atau bahan
lain.
b)
Ukuran papan nama diatur sebagai berikut :
Kwartir Nasional : 500 cm x 166 cm.
Kwartir Daerah : 390 cm x 120 cm
Kwartir Cabang : 330 cm x 100 cm
Kwartir Ranting : 200 cm x 80 cm
Gugusdepan :200 cm x 60 cm
c)
Besarnya gambar dan huruf disesuaikan dengan ukuran papan nama .
d)
Warna papan nama:
Bidang
lambang Tunas Kelapa :
a.
Warna dasar :
Kwartir Nasional : Kuning
Kwartir Daerah : Merah
Kwartir Cabang : Hijau
Kwartir Ranting : Merah Muda
Gugusdepan :Hijau Muda
b.
warna lambang Tunas Kelapa : hitam
Bidang
lambang Wosm :
a.
Warna dasar :Ungu.
b.
Warna lambang WOSM :Putih
Bidang
huruf
a.
Warna dasar : Coklat muda
b.
Warna huruf : Hitam
Jumat, 09 Agustus 2013
MAKNA HARI RAYA IDUL FITRI 1434 H / 2013 M
Ketika mendengar kata Idul Fitri, tentu dalam
benak setiap orang yang ada adalah kebahagiaan dan kemenangan. Dimana pada hari
itu, semua manusia merasa sangat gembira dan senang sekali karena telah melaksanakan ibadah
puasa sebulan penuh dengan penuh keikhlasan, kesabaran hanya untuk mendapat ridho dan pahala dari Allah SWT.
Dalam Idul Fitri tahun ini juga ditandai dengan adanya
”mudik (pulang kampung)” yang notabene hanya ada di Indonesia. Selain itu, hari
raya Idul Fitri juga kerap ditandai dengan hampir 99% mereka memakai sesuatu
yang baru, mulai dari pakaian baru, sepatu baru, sepeda baru, mobil baru, atau
bahkan istri baru (bagi yang baru menikah). Maklum saja karena perputaran uang
terbesar ada pada saat Lebaran. Kalau sudah demikian, bagaimana sebenarnya
makna dari Idul Fitri itu sendiri. Apakah Idul Fitri cukup ditandai dengan
sesuatu yang baru, atau dengan mudik untuk bersilaturrahim kepada sanak saudara
dan kerabat?.
Idul Fitri (kembali ke fitrah), ya suatu hari
raya yang dirayakan setelah umat Islam melaksanakan ibadah puasa Ramadhan satu
bulan penuh. Dinamakan Idul Fitri karena manusia pada hari itu laksana seorang
bayi yang baru keluar dari dalam kandungan yang tidak mempunyai dosa dan salah.
Idul Fitri juga diartikan dengan kembali ke
fitrah (awal kejadian). Dalam arti mulai hari itu dan seterusnya, diharapkan
kita semua kembali pada fitrah. Di mana pada awal kejadian, semua manusia dalam
keadaan mengakui bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan.
Seiring dengan perkembangan itu sendiri,
banyak di antara manusia dalam perjalanan hidupnya yang melupakan Allah serta
telah melakukan dosa dan salah kepada Allah dan kepada sesama manusia. Untuk
itu, memahami kembali makna Idul Fitri (kembali ke fitrah) dengan membangun
kembali pengabdian hanya kepada Allah adalah sebuah keharusan sehingga kita
semua dapat menjadi hamba-hamba muttaqin dan hamba yang tidak mempunyai dosa.
Dosa kepada Allah terhapus dengan jalan bertaubat dan dosa kepada sesama
manusia dapat terhapus dengan silaturrahim.
Idul Fitri atau kembali ke fitrah akan
sempurna tatkala terhapusnya dosa kita kepada Allah diikuti dengan terhapusnya
dosa kita kepada sesama manusia. Terhapusnya dosa kepada sesama manusia dengan
jalan kita memohon maaf dan memaafkan orang lain.
Nah, dengan momentum Idul Fitri ini kita mari
jadikan sebagai sarana meminta maaf dan memaafkan orang lain dengan
bersilaturrahim (menyambung kasih sayang) baik kepada suami atau istri, kedua
orang tua, anak, keluarga, sanak kerabat, tetangga serta teman dan relasi kita
ketika ada kebencian terhadap mereka. Sebab kasih sayang merupakan lawan dari
kebencian. Sehingga orang yang dalam dirinya ada kebencian pada suami atau
istri, orang tua, anak, keluarga, sanak kerabat, tetangga, teman dan relasi
disebut dengan pemutus kasih sayang (Qathiul Rahim).
Dengan demikian, mari kita jadikan Idul Fitri
tahun ini berbeda dengan Idul Fitri di tahun-tahun sebelumnya karena kita telah
memahami akan makna Idul Fitri. Dengan kita maksimalkan bersilaturahim untuk
meminta maaf, memberi maaf dan menjadi seorang pemaaf. Jangan biarkan
kedengkian dan kebencian merasuk kembali ke jiwa kita yang telah fitri (suci).
Dengan momentum ini pula, kami keluarga besar
KWARTIR RANTING GERAKAN PRAMUKA KECAMATAN SUGIO KABUPATEN LAMONGAN sebagai
makhluk yang banyak dan penuh dengan kesalahan dan dosa, baik yang kami sengaja
atau tidak, dengan tulus kami memohon maaf lahir batin atas semua kesalahan dan
dosa kami kepada anda semua. Begitu juga sebaliknya, jika ada kesalahan dan
dosa anda semua kepada kami, dengan lapang dada kami memaafkan anda. Dengan
harapan, semoga kita semua menjadi manusia bersih sebagaimana bayi yang baru
dilahirkan dari kandungan yang tak punya salah dan dosa.
Langganan:
Postingan (Atom)